2021 |
Kita semua tahu, 2020 adalah tahun yang berat. Pandemi membuat semua aspek runtuh. Tidak cukup di 2020, pandemi masih berlanjut di 2021.
Hanya saja, selama 2020 kita sudah belajar. Bagaimana menjaga diri baik fisik maupun mental. Sampai akhirnya 2021 hadir sebagai harapan baru ditandai dengan vaksin sebagai tameng virus.
Tahun 2021 menjadi perjalanan kehidupan manusia dalam era kebiasaan baru. Sesederhana kita jadi terbiasa memakai masker saat keluar rumah (meski ada saja yang sudah tidak bermasker 🥲)
Rasanya 2021 seperti perjalanan panjang yang tidak terasa sudah sampai pada tujuan: pergantian tahun.
Saya yakin, semua dari kita telah mengalami dinamika banyak hal atas kehidupan di 2021 kemarin.
Mari sama-sama berterima kasih pada tahun 2021, pada diri sendiri, pada orang-orang baik yang berada di sekitar kita. Oh tentu saja yang utama bersyukur pada Sang Pencipta.
Saya sendiri di tahun 2021 mendapatkan satu peran baru: menjadi ibu.
Akhir tahun 2020, ketika 3 hari telat menstruasi, saya memberanikan diri cek kehamilan melalui tespek. Hasilnya: dua garis yang artinya positif hamil.
Dua garis |
Saya tidak menyangka akan secepat itu. Kami dikaruniai kehamilan setelah dua bulan menikah. Oh ya, saya termasuk angkatan nikah 2020.
Perasaan saya campur aduk kala itu. Tentunya senang, tapi juga kaget, tidak percaya, dan bingung. Entahlah, perasaan yang sulit didefinisikan.
Suami saya? Oh tentu saja dia kaget dan senang juga! Kami sama-sama menginginkan ini, tenang saja.
Perjalanan menjadi ibu sungguh amat mengesankan. Dari hamil hingga melahirkan, rasanya seperti berproses panjang. Mulai dari pusing, mual, sampai pegal-pegal semuanya sudah saya lalui. Termasuk emosi yang cenderung tidak stabil saat hamil.
Sensitif, kesepian, merasa tertinggal jauh. Perasaan-perasaan itu kerap menemani saya selama kehamilan. Di sisi lain, saya malah jadi sering bercerita pada si janin. Selain untuk stimulasi, juga membunuh rasa sepi saat suami belum pulang.
Saya kira setelah melahirkan semuanya akan menjadi lebih mudah. Tidak perlu berpantangan makan ini itu, tidak berat dengan beban di perut, tidak mual dan pusing, dan tidak tidak yang lainnya.
Ternyata, hamil adalah fase termudah dari menjadi orang tua. Ya, karena bayi masih dalam kandungan. Bisa dibawa ke mana-mana.
Setelah melahirkan, banyak hal berubah. Di fase newborn, saya masih sering terlihat pucat dan mata sayu.
Sebenarnya bayi saya tidak termasuk yang terlalu rewel. Hanya saja, ketika dia mau menyusu, tentunya menangis untuk mengkomunikasikan keinginannya. Tidak peduli jam berapapun, saya harus siap menyusuinya.
Saat baru lahir pula, bayi bisa BAB 5 kali sehari. Saya sempat kewalahan menghadapi itu semua. Dulu sebelum hamil hingga lahiran saya sempat berpikir untuk menggunakan clodi bagi bayi saya.
![]() |
clodi |
popok sekali pakai |
Saya pikir, agar lebih hemat dan ramah lingkungan. Sayangnya, ketika menghadapi realita, ampun! Sudahlah, pakai pospak (popok sekali pakai) saja. Demi kewarasan ibu 🥺
Setelah melewati fase newborn, yang anggap saja saya magang sebagai orang tua, sedikit-sedikit mulai memahami ritme bayi.
Entah bagaimana, kami jadi bisa berkomunikasi tanpa bahasa. Iya, dia hanya menangis, menatap, mengarahkan badannya. Dan itu semua adalah bentuk komunikasinya. Saya mulai paham kapan dia mau menyusu, ngantuk, atau ingin jalan.
Selama 2021, saya melihat diri saya sendiri tumbuh menjadi seorang ibu. Tidak sempurna tentunya, tapi saya masih akan terus belajar agar bisa menjadi ibu yang baik.
Terima kasih 2021! Terima kasih juga untuk diri sendiri yang telah bertahan sampai detik ini. Terima kasih juga untuk suami dan anakku serta orang-orang baik di sekitarku :)
Sumber gambar:
1. Gambar 2021
2. Koleksi pribadi
3. clodi
4. pospak