![]() |
ilustrasi oleh redaksi |
Tanganku
tegang memegang kemudi. Aku
berusaha mencari celah untuk menyalip kendaraan di depanku. Tapi sialnya jalan ini terlalu
sempit untuk daerah perbatasan. Aku
masih berada di Tanah Merah, Bangkalan. Masih jauh untuk menuju RSUD Sampang. Butuh sekitar satu setengah jam
lagi untuk menuju sana. Kabar tentang ayah masuk rumah sakit benar – benar
membuatku kalut.
Mungkin ini salahku yang lebih
memilih bekerja di Bangkalan. Aku
tak bisa berada di dekat ayah. Terutama
saat keadaan darurat seperti ini.
Padahal
aku lahir dan besar di kota Sampang.
Tapi
aku tak bisa berbuat lebih, ini
tuntutan dinas. Untungnya
ayahku merestui apapun keputusanku.
Tetap
saja, aku tak bisa memaafkan diriku jika
terjadi hal buruk pada ayah.