Di era digital yang semakin visual, apakah masih ada orang yang membaca artikel di blog atau website? 

Mungkin di era keemasannya, orang-orang akan merasa terinspirasi atau terhibur dengan tulisan  di blog. 

Saat awal-awal blog eksis, ketika seseorang ingin mengetahui cara memasak rendang, sangat lazim mencari di mesin pencarian dan membaca resepnya di blog atau website. 

Bagaimana dengan saat ini? 

Kecenderungan konten mulai berubah. Berbeda dengan sekarang, semua informasi, tutorial, hingga hiburan menarik bisa ditemukan di youtube, instagram, atau tiktok.

Informasi itu ditampilkan dalam bentuk gambar atau video, bahkan dilengkapi dengan peragaannya.

Lantas, apa iya content writing sudah tidak dibutuhkan?

Apa Itu Content Writing? 

Mari tinjau kembali apa itu content writing. Secara harfiah, content writing adalah profesi yang memiliki tanggung jawab untuk menulis konten. 

Dilihat dari tugasnya, content writing identik dengan menulis artikel di blog atau website. 

Pekerjaan dasarnya memang menulis. Namun, tulisan tersebut berkaitan erat dengan identitas hingga value yang dibawa oleh brand atau perusahaan yang ditanganinya. 

Lalu, bagaimana peran content writing di era digital saat ini? Mari cari tahu lebih lanjut alasan mengapa content writing tetap eksis dan dibutuhkan di era digital yang semakin visual.

Setiap Konten Punya Marketnya Sendiri

Entah itu artikel, infografis, video atau pun audio, semua punya market masing-masing. Ada orang yang lebih suka menonton video. Ada pula yang lebih nyaman mendengarkan podcast.

Tentunya, ada juga yang lebih memilih membaca artikel atau konten tertentu. Di sini lah peran content writing yang sesuai target market akan sangat dibutuhkan.

Perlu riset yang tepat agar konten sesuai dengan kebutuhan market. Konten dengan riset yang tepat akan membuat pembaca merasa nyaman dan mendapat konten yang dibutuhkan.

 

Selama Ada Mesin Pencarian, Di Situ Content Writing Tetap Jalan

Mesin pencarian berguna untuk seseorang mencari informasi dengan memasukkan kata kunci. Google adalah contoh mesin pencarian yang populer di kalangan pengguna internet. 

Setiap kali seseorang mencoba memasukkan kata kunci tertentu, akan muncul informasi terkait. Biasanya kata kunci tersebut adalah penggalan informasi yang terdapat di blog atau website.

Adanya mesin pencarian ini juga berkaitan dengan SEO atau search engine optimalization (pengoptimalan mesin pencarian). SEO membuat sistem perangkingan situs yang memuat konten paling relevan dengan kata kunci yang dicari.

Jika website berada di urutan pertama pada hasil pencarian, otomatis akan memperbanyak kunjungan pembaca di web tersebut.

Hal itu karena orang akan cenderung langsung memilih situs yang ada di urutan pertama. Ini juga yang menjadikan adanya profesi khusus seperti SEO content writer, SEO specialist, dan sebagainya.

Content Writing Mencakup Semua Konten, Tidak Hanya Artikel

Beragam konten bertebaran di dunia digital. Mulai dari grafis, video, hingga audio. Semua bentuk konten itu sebelum dinikmati audience, dirancang dahulu dalam bentuk tulisan.

Misalkan konten infografis. Meski berbentuk gambar, perlu menulis kerangka konten yang baik dan benar agar bisa menampilkan infografis yang menarik dan padat informasi.

Sama halnya dengan konten berbentuk video dan audio. Sebelum syuting atau rekaman, biasanya ada skrip yang ditulis. Jika skripnya bagus, akan menghasilkan konten yang bagus pula.

Adanya skrip pada konten video maupun audio tidak menjadikan batasan. Justru skrip menjadi pedoman agar konten menjadi terarah dan spesifik sehingga pembahasan tidak melebar ke mana-mana.

Bisa saja dalam poin tertentu ada improvisasi. Asalkan tidak melenceng jauh dari skrip yang sudah dirancang.

Content writing adalah induk dari berbagai bentuk konten. Penulisan yang bagus akan menghasilkan konten yang menarik, apapun bentuk kontennya.

Jadi, apakah content writing masih zaman? Jawabannya tentu saja YA!